Posts

Showing posts from March, 2011

Orlando

Image
TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER! Oleh: Rio Johan (Rijon) Sutradara: Sally Potter Pemain: Tilda Swinton, Quentin Crisp, Billy Zane, Jimmy Somerville, John Wood, John Bott, Elaine Banham, Anna Farnworth, Sara Mair-Thomas, Anna Healy, Dudley Sutton, Simon Russell Beale, Matthew Sim, Charlotte Valandrey, Toby Stephens, Oleg Pogodin, Heathcote Williams, Thom Hoffman, Sarah Crowden, Lol Coxhill Tahun Rilis: 1992 Diangkat dari novel Orlando: A Biography karya Virginia Woolf. Mungkin Orlando (Tilda Swinton) termasuk salah satu manusia sempena, itu pun jikalau benar-benar nyata adanya. Ia bersyafaat untuk menggarami masa berbagai jaman. Pun turut merasa hidup dengan dua kelamin berbeda; jejantan dan perempuan. Jelas sekali, salah satu novel termasyhur Virginia Woolf ini merupakan studi masa, kelamin, dan keberadaan insani. Orlando bukan tentang plot, ataupun konflik, melainkan lebih berupa studi insani: Apa bedanya dilahirkan sebagai perempuan atau kebalikan? Lelaki tak akan ta

The Madness of King George

Image
TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER! Oleh: Rio Johan (Rijon) Sutradara: Nicholas Hytner Pemain: Nigel Hawthorne, Helen Mirren, Ian Holm, Rupert Graves, Amanda Donohoe, Rupert Everett, Julian Rhind-Tutt, Julian Wadham, Jim Carter, Geoffrey Palmer, Charlotte Curley, Anthony Calf, Matthew Lloyd Davies, Adrian Scarborough, Paul Corrigan Tahun Rilis: 1994 Kalau The King's Speech bercerita tentang calon raja pesakitan yang segan naik tahta, pendahulunya ini berkisah tentang raja tua pesakitan yang enggan turun tahta. Manakalah di King's Speech simpati penonton timbul akibat tingkah bodoh sang calon raja yang sudah lebih dulu memandang rendah potensi dirinya, di film ini si raja dianggap bodoh malah karena menghancurkan segala yang ia punya. Di awal saja film sudah dihadapkan pada kehancuran kekuasan Raja George III (Nigel Hawthorne) atas Amerika yang semula di bawah tekuk lututnya. Belum lagi putranya, Prince of Wales (Rupert Everett) makin lama makin tak sabaran ingin berta

時をかける少女, Toki o Kakeru Shōjo

Image
TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER! Oleh: Rio Johan (Rijon) Sutradara: Mamoru Hosoda Tahun Rilis: 2006 Judul Internasional: The Girl Who Leapt Through Time Film ini dibuat berdasarkan novel Toki o Kakeru Shōjo karya Yusataka Tsutsui. Film ini bukan benar-benar adaptasi dari novel keluaran tahun 1967 yang sudah pernah diadaptasidua kali itu (empat kalau adaptasi televisi dihitung juga). Mungkin The Girl Who Leapt Through Time ini bisa dibilang sequel dari novel itu. Apalagi tokoh utama novel tahun 1967 itu muncul di film ini sebagai tante dari si protagonis. Saya belum pernah membaca novel klasik itu. Melihat wujud fisiknya dengan mata kepala sendiri pun belum. Tapi berdasarkan sumber-sumber sintkat di internet bisa dibilang kalau intisari cerita yang ditawarkan anime ini kurang lebih sama denga novel klasik itu. Film ini bercerita tentang persahabatan si tomboy Makoto dengan dua pejantan di sekolahnya, si Chiaki yang selengekan dan si Kousuke yang cool . Film ini berkuta

Моя любовь, Moya lyubov

Image
TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER! Oleh: Rio Johan (Rijon) Sutradara: Aleksandr Petrov Tahun Rilis: 2006 Judul Internasional: My Love Film ini diangkat dari novel A Love Story karya Ivan Shmelyov. Melalui My Love , animasi teranyar Aleksandr Petrov sampai detik ini, Aleksandr Petrov mencoba menyuguhkan sebuah opera percinta-cintaan. Animasi yang diangkat dari novel klasik Rusia ini juga bisa dipandang sebagai sebuah coming-of-age seputar petualangan seorang bocah mencari cinta sejatinya. Bocah itu bernama Antosha. Umurnya kira-kira enam belas tahunan. Antosha, yang sedang di ujung tanduk masa-masa keremajaan, terobsesi pada sesosok wanita idaman dalam impian. Dalam khalayan. Ilusi idealisnya. Wanita yang selalu diharap bakal jadi kekasih pertamanya. Bakal memberi kecupan pertamanya. Suatu hari Antosha berjumpa dengan sosok yang nyaris menyerupai dewi impiannya itu. Wanita tersebut bernama Serafima, seorang wanita misterius kelas atas. Di sisi lain, Antosha juga merasakan ke

Старик и море, Starik i more

Image
TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER! Oleh: Rio Johan (Rijon) Sutradara: Aleksandr Petrov Tahun Rilis: 1999 Judul Internasional: The Old Man and the Sea Film ini diangkat dari novel The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway Santiago itu nelayan tua miskin yang merasa sudah mulai pudar kepiawaiannya sebagai nelayan. Tidak seperti waktu muda dulu ketika ia tahan banting panco non-stop dari Minggu pagi ke Senin pagi. Dasar Santiago walau tua tetap saja tidak berkurang kebanggan dirinya. Walau sudah berhari-hari miskin ikan, Santiago saja tetap melaut. Hidup Santiago di gubuk tua ditemani seorang bocah laki-laki (kalau di novel namanya Manolin) yang selalu setia menanti kepulangannya. Manolin mengaggumi Santiago baik sebagai nelayan maupun sebagai pria tua yang sudah puas makan garam. Manolin ini merupakan simbolisme dari keyakinan dan semangat hidup Santiago. Ketika Santiago terdampar sendirian di lautan, ia berharap Manolin berada di dekatnya. Sayangnya Santiago memang sendi

원더풀 데이즈, Wondeopul Deijeu

Image
TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER! Oleh: Rio Johan (Rijon) Sutradara: Kim Moon-saeng & Park Sun-min Tahun Rilis: 2003 Judul Internasional: Wonderful Days / Sky Blue Giliran Korea Selatan unjuk gigi di bidang feature animasi. Ini jelas bukan animasi pertama dari Korea Selatan. Masih ada Heungbu and Nolbu (1969) sebuah clay animation ( stop-mation dari boneka tanah liat) bikinan Gang Tae-ung. Tapi Wonderful Days lah feature film animasi modern Korea Selatan yang pertama kali saya tonton. Dan sepertinya Korea Selatan masih belum benar-benar berani unjuk gigi melalui film ini. Wonderful Days masih terlihat terbata-bata. Dan belum benar-benar unjuk gigi. Bukan dari segi animasinya, tapi dari segi cerianya. Film animasi juga butuh cerita, bukan? Kalau mau asal-asalan bikin istilah, saya coba-coba bikin istilah buat Wonderful Days : “Kalau mau membuat karya yang buruk, buatlah karya yang buruk dengan baik.” Rasanya istilah itu sudah cukup tepat untuk film ini. Wonderfu

秒速5センチメートル: アチェインオブショートストリーズアバウトゼアディスタンス, Byōsoku Go Senchimētoru: a chein obu shōto sutorīzu abauto zea disutansu

Image
TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER! Oleh: Rio Johan (Rijon) Sutradara: Makoto Shinkai Tahun Rilis: 2007 Judul Internasional: 5 Centimeters Per Second / Centimeters Per Second: a chain of short stories about their distance 5 Centimeters Per Second , atau 5 sentimeter per detik, adalah ukuran kecepatan kelopak bunga sakura jatuh ke tanah. Secara analitik, kecepatan merupakan hasil bagi antara jarak dengan waktu. Dengan kata lain jarak dan waktu merupakan variabel yang paling menentukan angka 5 sentimeter per detik, kecepatan jatuhnya kelopak sakura ke tanah. Jarak dan waktu merupakan komponen penting dalam animasi yang dibagi menjadi tiga babak ini. Jarak dan waktu tersebut merupakan esensi utama bagi kisah cinta antara Takaki dan Akari. Keduanya dipertemukan di elementary school (kurang lebih SD). Keduanya langsung dekat akibat kesamaan nasib yang diderita. Keduanya juga harus dipisahkan oleh nasib ketika orang tua Akari diharuskan pindah tugas. Saat SMP (atau kira-kira SMP

もののけ姫, Mononoke-hime

Image
TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER! Oleh: Rio Johan (Rijon) Sutradara: Hayao Miyazaki Tahun Rilis: 1997 Judul Internasional: Princess Mononoke “Watch closely, this is how you kill a god,” seru Eboshi, pemimpin Iron Town, sembari mengacungkan laras senapannya dengan penuh kebanggan diri tepat ke arah kepala Deer God (dewa yang menjaga hutan). Terhitung sudah tiga kali Eboshi mendentumkan pelurunya ke arah dewa. Pertama ia melukai Nago, dewa babi hutan yang karena kemurkaannya kemudian berubah menjadi iblis dan melarikan diri ke timur. Sialnya kutukan Nago malah mengenai Ashitaka, seorang pangeran dari Emishi. Karena kutukan itu pula Ashitaka terpaksa meninggalkan sukunya. Mencari asal muasal kutukan tersebut. Ashitaka itu orang luar. Sialnya dia harus melibatkan diri dalam urusan pelik alam versus manusia ini. Dalam sebuah wawancara, Hayao Miyazaki menggambarkan Ashitaka sebagai: “Ashitaka is not a cheerful, worry-free boy. He is a melancholy boy who has a fate. I feel that I

Resensi Singkat #14: Short Animations

Image
Geri's Game Sutradara: Jan Pinkava Tahun Rilis: 1997 Tipikal Pixar, Geri's Game berhasil menggelitik tanpa perlu memaksakan diri. Dengan cerita sederhana, tentang seorang pria tua yang sedang bermain catur di taman melawan musuh terbesarnya – dirinya sendiri. Saya tidak mau ber spoiler , kalau bingung dengan sinopsis super singkat yang saya beri, silahkan puaskan dengan nonton sendiri. Seperti kebanyakan animasi CGI Pixar lainnya, yang memang sudah makanan sehari-hari Pixar, pesona Geri's Game adalah bagaimana animasi ini dibuat dengan sangat memanfaatkan sumber dayanya. Dengan tekonlogi komputer masa itu, sekalipun tidak seberapa apabila dibandingkan dengan Pixar yang sekarang, Geri's Game cukup mampu menangkap setiap momennya. Setiap humornya. Dan setiap jenakanya. Mungkin Geri's Game masih jauh dari pencapaian terbaik Pixar, setidaknya karya kecil ini tidak kehilangan pesona Pixar yang mampu melebarkan senyum para penggemar. Bunny Sutradara: Chris Wedge

Resensi Singkat #13: Short Animations

Image
Father and Daughter Sutradara: Michaël Dudok De Wit Tahun Rilis: 2000 Seorang bapak mengucap salam perpisahan dengan putrinya di pesisir. Sejak saat itu, sang gadis kecil secara rutin terus mendatangi tempat kepergian si bapak. Berharap dapat menememukan, setidaknya, siluet si bapak dari horizon nun jauh di sana. Hari berganti hari. Musim berganti musim. Gadis kecil itu meremaja, tumbuh menjadi wanita dewasa, berkeluarga, dan menua. Selama itu juga si gadis rutin mendatangi tempat kepergian si bapak. Setia menunggu kepulangannya. Mungkin Father and Daughter ini lah film tentang kerinduan yang paling membekas di hati saya dari dekade kemarin (2000-2009). Di film ini, kerinduan itu ibarat racun. Karena kerinduan bisa berlarut-larut. Kerinduan juga bisa menimbulkan penantian dan kesedihan yang berkepanjangan. Tapi kerinduan yang ditunjukkan oleh si gadis di film ini terasa sangat tulus. Sangat murni. Sekalipun waktu terus berlalu, kerinduan si gadis tidak pernah pupus. Mengalahkan semu

Resensi Singkat #12: Short Animations

Image
Destino Sutradara: Dominique Monféry Tahun Rilis: 2003 Salvador Dalí, salah satu pelukis surealis terbaik sepanjang sejarah manusia. Walt Disney, salah satu tokoh berpengaruh dalam sejarah animasi Amerika, juga dunia. Konon kedua manusia ini saling menganggumi satu sama lain. Apa hasilnya kalau keduanya berkolaborasi dalam sebuah film pendek? Jadilah Destino . Produksi Destino sebenarnya dimulai di tahun 1945. Kolaborasi ini bisa dibilang tersendat-sendat nasibnya karena berbagai macam alasan, salah satunya finansial. Baru lah lima puluh delapan tahun kemudian (tahun 2003) Destino bisa dinikmati oleh khalayak ramai. Jauh setelah Dalí dan Disney berpulang ke sisiNya. Secara keseluruhan Destino lebih seperti tribute untuk Dalí ketimbang Disney. Sekalipun film ini mendapat polesan tangan CGI, yang artinya tidak benar-benar animasi lukisan kanvas seperti yang diharapkan untuk seorang Dalí, film ini tidak kehilangan pesona seorang Dalí. Destino lebih ke arah imajiner ketimbang ke arah